Jumat, 07 November 2008

RAHMATKU TERBENGKALAI

 Kini dunia tanpa atmosfer kehidupan,terperdaya pemanasan global melengking diantara
bebatuan yg lapuk terkontaminasi hukum alam menerobos dimensi tua menancaptonggak harap di bukit batu gersang.mungkin kini syariat hanya sebuah tulisan kusam termakan rayap sehigga tak pantas tuk dibaca walaupun dunia tak seindah surga. dari sekian kali ku rasakan betapa pahitnya kehidupan merintih pada tuhan tuk meraih angan tanpa prosedur yang jelas .
 paradigma terus bermunculan betapa mudahnya mendapatkan dunia hanya dengan sebuah kacang yg mempunyai dua buah biji meperbudak nafsu menjadi kalbu  betapa banyaknya rahmat allah yg kurasakan . namun, tiada syukur kumerana dari hidup di dunia ini hingga ku berkalang tanah  .relatifitas Einstein tentang kehidupan pun telah kuabaikan .kini hidupku kian sempit, betapa banyak waktuku terbuang sia-sia hanya menuruti nafsu belaka tanpa rasa seharusnya kugunakan hidupku tuk menebar manfaat sesama.
Sekarang aku bingung setengah mati jalan apa yang kan kulalui tuk mendaki masa depan cerah, membahagiakan orang tua serta menggapai surga .mumpung bumi masih berotasi pada porosnya dengan introspeksi diri ,positif thinking ,semangat tuk berkarya pada dunia dapat membentuk kepribadian seseorang menuju kehidupan gemilang.

Read More......